Sabtu, 12 November 2011

Bunda Apakah Aku Jatuh Cinta?

     Aku baru saja selesai sholat isya ketika sebuah SMS masuk di ponselku.

  • Bunda aku galau...
  • Kenapa Nak?
  • Nggak tau kenapa Bunda, tapi aku bingung.
  • Bisa cerita lebih banyak Nak? kalau kau tak cerita tentu Bunda  tak bisa bercerita juga padamu.
  • Bunda apakah Bunda pernah jatuh cinta?
  • Wah pertanyaanmu istimewa Nak. Tentu Bunda pernah jatuh cinta, kan Bunda pernah muda juga toh?
  • Seperti apa yang Bunda rasakan saat itu?
  • Ehmm... apa ya... bahagia, berbunga-bunga, rasanya nggak pingin makan, bobok, atau yang lainnya...
  • Galau nggak Bunda?
  • Bunda hanya tak tahu apa yang mesti Bunda lakukan saat itu, karena Bunda hanya ingin menikmati rasa bahagia saja.
  • Bunda ,,,, aku ingin marah... ingin teriak keras-keras... ingin menghantam yang ada di depanku....apa yang harus kulakukan Bunda? Aku sudah tak bisa menahannya.
  • Masuk kamar nak... tutup pintu, ambil bantal atau guling, pukul keras-keras seperti yang kau mau.
  • Aku pusing Bunda, aku ingin Bunda peluk aku erat-erat... aku kangen Bunda... aku kangen....
  • Kanegn ma Bunda?
  • Bukan Bund.... aku kangen dia.... aku kangen dia...
  • Dia siapa maksudmu?
  • Ahh... Bunda ternyata tak pernah muda....
  • Ehmm... Bunda hanya meyakinkan hati....
  • Bunda... apakah ini yang namanya cinta?

        Dia galau, aku juga jadi galau. betapa tidak? Bagaimana aku harus menjawab pertanyaan itu? menjawab secara bahasa, secara ilmu, atau secara matematika? Ah emang ada ya, definisi cinta ala matematika? 
       Sebenarnya bukan hal yang aneh bila anak-anakku mulai mengenal kata cinta, tapi untuk anak usia tiga elas tahun dan baru kelas tujuh SMP? Bagaimana aku harus menjawab pertanyaan itu? Banyak cerita beredar bahwa anak-anakku yang baru kelas tujuh sudah banyak yang pacaran. Pacaran dengan kakak kelas. tak peduli itu siswa pria atau siswa putri. yang pria pacaran dengan anak klas 9 putri, yang putri pacaran dengan kelas 8 atau sembila putra. atau bahkan dengan teman sekelas. aku sering merasa bahwa bau parfum mereka masih minyak telon atau minyak kayu putih. aku merasa bahwa mereka masih anak-anak yang terlalu muda untuk mengenal cinta antara laki-laki dan perempuan. namun itulah sebenarnya yang terjadi. aku tak bisa berkomentar banyak.
      Aku berusaha menghargai mereka yang sudah mempercayakan rahasia pribadinya padaku. sebuah rahasia yang mungkin tak akan dia kemukakan pada orang tuanya. Tapi mereka justru menumpahkannya padaku. Jujur, aku merasa tersanjung karenanya.
          Dengan sedikit grogi (Nggak cuma sedkit sebenarnya, tapi banyak...) kubalas SMS itu singkat.
* Nak, cinta adalah sebuah anugrah, yang bisa dialami oleh siapa saja dan dimana saja. berbahagialah kau bisa merasakan sebuah cinta. Namun jangan biarkan kau terjebak dalam lingkaran cinta sebelum kamu bisa berdiri sendiri. gapailah cita-citamu. Manfaatkan kesempatan belajarmu semaksimal mungkin. baru setelah itu nikmatilah cinta yang sebenarnya. karena cinta yang kau rasakan saat ini sebenarnya bermata dua. Bisa membuatmu kian pintar atau justru akan membuatmu tertusuk dan mati. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar